TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan dari tahun ke tahun industri reksa dana terus menunjukkan pertumbuhan luar biasa. Dalam empat tahun terakhir, total dana kelolaan telah tumbuh lebih dua kali lipat.
Baca: AAJI: Investasi Industri Asuransi Jiwa Akan Beralih ke Reksa Dana
"Yaitu Rp 242 triliun pada Desember 2014 jadi Rp 505 triliun per Desember 2018," kata Hoesen di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa, 22 Januari 2019.
Dalam waktu yang sama, kata dia, jumlah produk reksa dana yang diterbitkan manajemen investasi juga meningkat lebih dari dua kali lipat, yaitu dari 895 produk pada Desember 2014 menjadi 2.098 pada Desember 2018.
Hal itu Hoesen sampaikan saat meluncurkan National Campaign Reksa Dana 2019 bersama Dewan Asosiasi Reksa Dana dan Investasi Indonesia dan Asosiasi Bank Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Jumlah investor reksa dana pun naik signifikan sejak 2014. Hoesen mengatakan jumlah single investor identification reksa dana meningkat tiga kali lipat dari 320 ribu pada 2014 menjadi 995 ribu di 2018. "Meskipun peningkatan investor cukup menggembirakan, namun jumlahnya masih jauh dari potensi investor domestik yang sangat besar," kata dia.
Hosen melihat jika dibandingkan dengan total populasi masyarakat kelas menengah Indonesia yang mencapai 22 persen dari total populasi, jumlah investor reksa dana baru mencapai 1,8 persen. Jika dibandingkan dengan total populasi penduduk Indonesia jauh lebih kecil hanya 0,4 persen. "Kondisi di atas menunjukkan pada masa depan industri reksa dana masih potensial untuk tumbuh dan dikembangkan baik supply maupun demand," ucapnya.
Lebih lanjut Hoesen mengatakan perkembangan global fintech dan teknologi informasi dalam beberapa dekade terakhir turut mengubah landscape industri jasa keuangan termasuk industri reksa dana. OJK juga telah merevisi regulasi pemanfaatan fintech atau digitalisasi dalam pemasaran reksa dana yang dilakukan. "Perkembangan investor dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas dari digitalisasi pemasaran reksa dana oleh manajemen investasi dan agen penjual," ujarnya.
Adapun National Campaign Reksa Dana 2019 itu mengawali serangkaian aktivitas edukasi produk reksa dana yang akan dilakukan selama berkesinambungan selama tahun 2019. Inti kegiatan program terdiri dari pertama, digital campaign melalui micro site, akun media sosial, dan serial talk show di IDX Channel.
Kedua, kegiatan tatap muka dengan investor potensial reksa dana melalui program Sekolah Reksa Dana dan Kuliah Umum Reksa Dana. Ketiga, acara puncak berupa Festival Reksa Dana 2019, pada kuartal 3 2019.
“Program ini kami susun sedemikian rupa, agar edukasi reksa dana dapat dilakukan secara berkesinambungan, masif, dan menyajikan materi-materi yang mudah diakses oleh masyarakat”, kata Ketua Presidium Dewan APRDI Prihatmo Hari di lokasi yang sama.
Baca: Beli Reksa Dana Syariah Manuife Kini Mulai dari Rp 10 Ribu
Hari mengatakan program itu memfokuskan pada penggunaan media komunikasi digital, namun tetap memberikan kesempatan tatap muka bagi calon-calon investor yang berminat memperdalam pengetahuan mengenai reksa dana.